Rezeki dan Sedekah

Publish 20 Mar 21

Allah memberikan rejeki kepada manusia dalam berupa-rupa  wujud. Rejeki dapat berbentuk kesehatan sebelum sakit, kelapangan sebelum sempit, usia muda sebelum tua, harta kekayaan sebelum miskin, serta rejeki umur panjang sebelum tutup usia.

Firman Allah SWT: Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur. (QS Al-A’raf : 10)

Bernafas merupakan rejeki, mungkin sudah dianggap biasa, dan tak lagi menarik dibahas oleh sebagian orang. Pasalnya, sejak bangun tidur sampai terlelap kembali, manusia tak lepas dari kegiatan mengambil udara di alam bebas ini.

Namun, pernahkah Anda memperhatikan bagaimana nikmat Allah ini, yang sangat bernilai tinggi jika dikonversikan ke dalam nilai rupiah? Bahkan nilainya dapat mencapai miliaran rupiah. Tak perlu menghitung kegiatan bernafas secara keseluruhan yang melibatkan berbagai organ tubuh, cukup kiranya kita menghitung rupiah dari setiap udara yang dihirup.

Sekali bernafas, umumnya manusia memerlukan 0,5 liter udara. Bila perorang bernafas 20 kali setiap menitnya, berarti udara yang dibutuhkan sebanyak 10 liter. Dalam sehari, setiap orang memerlukan 14.400 liter udara.

Lalu, berapa nilai tersebut bila dirupiahkan? Sebagaimana diketahui, udara yang dihirup manusia terdiri dari beragam gas semisal oksigen dan nitrogen. Keduanya, berturut-turut 20% dan 79% mengisi udara yang ada di sekitar manusia. Bila perbandingan oksigen dan nitrogen dalam udara yang manusia hirup sama, maka setiap kali bernafas manusia membutuhkan oksigen sebanyak 100 ml, dan 395 ml lainnya berupa nitrogen. Artinya, dalam sehari manusia menghirup 2880 liter oksigen dan 11.376 liter nitrogen.

Jika harga oksigen yang dijual saat ini adalah Rp 25 ribu per liter dan biaya nitrogen per liternya Rp 9.950 (harga nitrogen $ 2.75 per 2,83 liter), maka setiap harinya manusia menghirup udara yang sekurang-kurangnya setara dengan Rp 176.652.165. Dengan kata lain, bila manusia diminta membayar sejumlah udara yang dihirup berarti setiap bulannya harus menyediakan uang sebesar 5,3 Miliar rupiah. Dalam setahun, manusia dapat menghabiskan dana 63,6 Miliar.

Baru satu nikmat udara/ Oksigen saja yang kita bahas, terlampau berlimpahnya rejeki yang Allah limpahkan kepada kita sebagai manusia. Bahkan beyond imagination, di luar nalar dan pikiran kita.

Masyarakat awwam fitrahnya selalu merasakan kekhawatiran. Karena kekhawatiran adalah melekat pada manusia, dan dapat berupa ujian bagi mereka. Khawatir miskin, khawatir tidak bisa membiayai hidup, khawatir biaya pendidikan anak. Maka manusia selalu mencari harta, kerja formal, kerja sampingan kesana kemari, berbisnis online pun dijalani.

Maka banyak ayat Al-Quran menyebutkan dari 100% rejeki harta yang Allah limpahkan kepada kita, 2.5% nya adalah hak dari fakir miskin dan anak yatim. Firman Allah juga telah menjamin rejeki manusia menurut ketentuan qadha-qadar-Nya di langit lauhul mahfudz. Rejeki itu Allah turunkan ke bumi sehingga manusia mudah mendapatkannya. Lalu manusia berikhtiar meraih rejeki tersebut. Maka Firman Allah  bertubi-tubi dalam surat Ar-Rahman, maka nikmat Allah mana lagi yang kamu dustakan?.

Maka dengan bersedekah harta kita menjadi suci dan jiwa kita suci pula. Seolah-olah jiwa dan harta kita telah bersih dan suci sebagai mana kita mandi dan berwudhu hendak shalat. Selain itu, ada juga hadits riwayat Bukhari yang menjelaskan keutamaan sedekah bisa menjadikan sebuah harta yang besar layaknya gunung.

Rasulullah bersabda, "Barangsiapa bersedekah senilai satu biji kurma yang berasal dari mata pencaharian yang baik, dan Allah tidak akan menerima kecuali yang baik. Maka sesungguhnya Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya, kemudian dipelihara untuk pemiliknya sebagaimana seseorang di antara kalian memelihara anak kuda, sehingga sedekah itu menjadi besar seperti gunung."

Sahabat Hikmah, jangan lupa untuk bersedekah ya hari ini.